Menurut penelitian yang dilakukan Pew Research Center terhadap 2000 pria dan wanita di Amerika Serikat, ternyata hanya 23% responden yang memilih lebih senang dipimpin oleh bos wanita. Hmm, apakah benar jika seorang wanita tidak mampu menjadi pemimpin?
Penelitian yang dilakukan di Negeri Paman Sam tersebut ternyata membuahkan hasil yang berbeda di Indonesia. Hal ini diperkuat oleh pernyataan konsultan karier, Andin Andiyasari yang mengatakan kalau hal tersebut tidak berlaku di Indonesia. Walaupun memang belum ada riset khusus mengenai hal ini, tapi dari beragam kasus yang pernah ia tangani, sangat sedikit karyawan yang mempermasalahkan kinerja bos wanita.
“Menurut saya ini lebih ke-chemistry antara atasan dan bawahan, terlepas apakah dia laki-laki atau perempuan. Atasan dan bawahan yang memiliki values yang sama akan lebih mudah bergerak untuk mencapai tujuan karena dilandaskan pada prinsip yang sama. Termasuk juga gaya kerja yang hampir sama dapat menjadi salah satu yang mendukung suksesnya hubungan atasan dan bawahan,” tutur wanita yang akrab disapa Andin ini saat Cosmo hubungi melalui email.
Masih menurut Andin, salah satu faktor yang membuat wanita dipandang kurang mampu memimpin tim kerja karena wanita dianggap lebih mengandalkan feeling (emosi) daripada logika. Sementara pria lebih unggul dalam menggunakan logika. Padahal dalam riset-riset terbaru di bidang psikologi ditemukan bahwa kedua hal ini dibutuhkan sama besarnya untuk dapat memimpin tim kerja yang efektif dan mencapai tujuan kerja. So, sudah siap menjadi bos? (Adhia Azka/VP/Image: thinkstock)