Bercinta saat masa menstruasi memang masih mendatangkan pro dan kontra. Banyak wanita yang senang bercinta kala datang bulan dan tak sedikit juga yang enggan untuk melakukannya. Well ladies, berikut Cosmo beberkan beberapa fakta bercinta saat menstruasi.
1. Tahukah Anda bahwa orgasme saat menstruasi akan meringankan rasa sakit karena kram. Selain itu, orgasme juga bisa melepaskan endorfin. Endorfin adalah hormon yang bisa membuat seseorang merasa senang sehingga bisa meredakan depresi atau bad mood.
2. Berhubungan seks saat menstruasi bisa memberi kepuasan lebih karena terjadi perubahan hormon pada wanita yang sedang haid sehingga membuat mereka merasa lebih bergairah.
3. Bercinta kala masa menstruasi berisiko lebih besar terkena infeksi atau tertular penyakit. Yes ladies, saat menstruasi, kondisi leher rahim akan terbuka sehingga memungkinkan darah untuk masuk ke dalamnya. Hal tersebut memudahkan bakteri untuk menuju rongga panggul.
4. Saat menstruasi, kadar potential Hydrogen (pH) Miss Cheerful lebih rendah sehingga tingkat keasamannya pun berkurang. Kondisi tersebut lebih memungkinkan bagi Miss Cheerful untuk terkena infeksi jamur atau bakteri.
5. Adalah anggapan yang salah jika Anda berpikir bahwa berhubungan intim saat datang bulan tidak akan menimbulakan efek kehamilan. Walaupun kecil, tapi bercinta saat masa menstruasi tetap berpeluang untuk hamil lho. Jadi sebaiknya gunakalah pengaman atau kontrasepsi untuk menghindari kehamilan.
6. Mesti tidak selalu, tetapi jika wanita yang sedang menstruasi dan melakukan hubungan sampai mengalami orgasme, maka akan menyebabkan terjadinya kontraksi yang kuat pada rahim. Saat kontraksi terjadi, darah kotor bisa masuk ke dalam tubuh melalui saluran telur dan menimbulkan endometriosis (penyakit di mana kondisi jaringan yang normalnya tumbuh di dalam uterus malah berkembang di luar uterus) pada wanita.
7. Saat penetrasi terjadi, kemungkinan akan terjadi gelembung udara karena ada pembuluh darah yang terbuka ketika menstruasi. Jika gelembung udara tersebut masuk ke aliran darah dan menghambat peredaran darah di area jantung akan cukup berbahaya bagi tubuh. (Salli Sabarrang / VP / Image: doc. Fuse / model released / Thinkstock)