Better You

11 Hal Seputar Vaksin HPV yang Perlu Kamu Ketahui!

  by: Giovani Untari       6/7/2022
  • Disebut sebagai salah satu kanker paling mematikan bagi perempuan, sudah saatnya kita meletakkan lebih banyak concern atas kanker serviks (leher rahim).

    Terlebih kanker ini bahkan tidak menunjukkan gejala apapun di awal pertumbuhannya. Untuk memulainya, kita berkenalan dengan kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi dari virus Human Papillomavirus (HPV). Kanker serviks memang berbahaya, tetapi sebenarnya ini adalah satu-satunya kanker yang dapat dicegah dan dideteksi sejak dini. 




    Kini upaya pencegahan terus dilakukan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahkan sejak April 2022 silam menambah vaksin HPV dalam daftar program imunisasi rutin lengkap. Usia penerima vaksin HPV pun kini lebih belia. Tujuannya agar mengurangi angka kematian akibat kanker serviks sedari dini. Apabila kamu belum mendapatkan vaksin HPV, jelas belum terlambat untuk melakukannya.



    Bersama ahli Cosmo, 'membedah' segala pertanyaan yang berkaitan dengan vaksin ini:


    1. Jadi seberapa penting (terutama bagi perempuan usia aktif) untuk melakukan vaksin HPV?

    Vaksin sendiri merupakan upaya pencegahan suatu penyakit. Sama seperti vaksin COVID yang bertujuan mencegah agar kita tidak terkena dan merasakan efek buruk saat terserang COVID, begitu juga dengan kinerja vaksin HPV. 

    "Ada jenis virus HPV tertentu yaitu HPV 16 dan 18 yang sangat berisiko tinggi bagi perempuan sebab menyebabkan kanker serviks dan penyakit ini bisa berujung pada kematian. Itu mengapa penting untuk melakukan vaksinasi HPV sebagai langkah pencegahan. Walaupun jika berbicara tentang upaya pencegahan kanker serviks, ada sejumlah cara lain yang tetap wajib kita perhatikan seperti: menjaga pola hidup dan tidak berganti-ganti pasangan," ujar Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan (ObGin), dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes.


    2. Siapa saja yang sebaiknya melakukan vaksin HPV?

    Di Indonesia pemberian vaksin HPV dimulai bagi perempuan berusia 9 - 55 tahun. Di beberapa negara luar pemberian batas vaksin HPV memang hanya sampai usia 30 tahun, tetapi karena angka kasus kanker serviks di Indonesia yang tinggi maka durasi pemberian vaksin HPV menjadi lebih panjang.


    3. Apakah pria juga boleh ikut menerima vaksin HPV?

    Jawabannya adalah boleh!

    "Untuk pria juga bisa diberikan vaksin HPV, terutama vaksin Quardivalen sebab vaksin ini mengandung antivirus untuk HPV nomor 6, 11, 16, dan 18. Strain HPV 6 dan 11 memang tidak menyebabkan kanker serviks tetapi dapat menyebabkan kutil kelamin atau genital ward. Penyakit kelamin tersebut bisa diidap oleh perempuan dan perempuan, itu mengapa vaksin ini juga bisa diberikan ke pria mulai usia 9 – 27 tahun. Harapannya penerima vaksin HPV dapat terhindar dari kutil kelamin," terang dokter Dara.




    4. Di mana saya bisa mendapat vaksin HPV?

    Kamu bisa melakukan vaksin HPV di rumah sakit, klinik kesehatan, serta klinik kesehatan khusus perempuan yang ada di kotamu.


    5. Berapa harga vaksin HPV?

    Harga satu dosis vaksin HPV dimulai dari Rp 750.000 – 1.300.000,- untuk satu kali dosis vaksin HPV. Biasanya pihak rumah sakit atau klinik kesehatan juga menawarkan harga paket untuk tiga kali dosis vaksin HPV.


    6. Saya membaca soal ada dua jenis vaksin HPV yaitu vaksin HPV Bivalen dan Quardivalen. Apakah perbedaan keduanya dan apakah sama-sama efektif mencegah kanker serviks?

    "Saat ini dua jenis vaksin HPV, pertama vaksin Bivalen yang artinya melindungi dari dua jenis virus HPV dan vaksin Quardivalen itu empat jenis virus HPV. Keduanya sama-sama melindungi dari virus HPV nomor 16 dan 18, di mana virus ini berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks bagi perempuan. Bedanya vaksin Quardivalen juga melindungi dari virus HPV nomor 6 dan 11 yang menyebabkan kulit kelamin, sehingga bisa diberikan kepada pria dan perempuan," ujar sang Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan yang berpraktik di Brawijaya Hospital Saharjo, Siloam Hospital Semanggi, dan Mayapada Hospital Kuningan tersebut.






    7. Berapa kali sebaiknya saya mendapat vaksin HPV?

    Penelitian menyarankan agar vaksin HPV diberikan dua kali bagi perempuan yang berusia 9 - 13 tahun. Apabila berusia di atasnya, maka wajib mendapat tiga kali dosis suntikan dalam periode 0, 2, dan 6 bulan.


    8. Apakah vaksin HPV tetap efektif bagi mereka yang sudah aktif secara seksual?

    Jika sudah aktif secara seksual, apalagi pernah memiliki pasangan seksual lebih dari satu maka sebaiknya kamu melakukan pemeriksaan pap smear dan HPV DNA Test terlebih dahulu sebelum vaksin HPV. Bila hasil pap smear dan tes HPV DNA normal dan tidak terinfeksi virus HPV, maka kamu bisa segera melakukan vaksin HPV.


    9. Apa saja yang sebaiknya saya persiapkan sebelum melakukan vaksin HPV?

    Tak jauh dari saat kamu melakukan vaksin COVID-19, dokter Dara mengungkap bahwa persiapan yang bisa dilakukan adalah dengan beristirahat yang cukup, tubuh dalam keadaan sehat, dan satu yang penting bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual sebaiknya melakukan pap smear serta DNA tes terlebih dahulu. 




    10. Apakah vaksin HPV memiliki efek samping yang perlu diwaspadai?

    "Hingga saat ini efek samping yang dirasakan dari vaksin HPV ini terbilang minimal. Biasanya efek samping yang mungkin terjadi berupa alergi terhadap vaksin ini. Tetapi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atas vaksin HPV hampir tidak pernah saya temui jadi terbilang minimal," lanjut dokter Dara.


    11. Kanker serviks menjadi salah satu kanker yang paling mematikan bagi perempuan. Apa saja tanda-tanda dari kanker serviks yang patut saya waspadai dan bagaimana cara mencegahnya?

    Tahukan kamu bahwa gejala awal kanker serviks justru tanpa gejala! Itu mengapa kanker ini terbilang berbahaya. Sebab umumnya gejala baru muncul setelah kanker serviks memasuki fase yang lebih serius.

    "Gejala dari fase yang serius ditandai dengan terjadi pendarahan sehabis berhubungan seksual disertai keluarnya cairan lendir campur darah yang berbau busuk dari vagina. Itulah alasan mengapa para perempuan terutama bagi yang sudah melakukan hubungan seksual wajib melakukan skrining melalui pap smear setahun sekali. Tujuannya untuk mendeteksi keberadaan sel pra kanker atau kanker di area serviks," tutup dokter Dara.



    (Giovani Untari / Images: Dok. Freepik.com, Way Home Studio from Freepik, SHVETS production from Pexels,  Alena Shekhovtcova from Pexels, Karolina Grabowska from Pexels / Ilustrasi: Rhani Shakurani).