Tak dimungkiri setiap harinya kita cenderung memikirkan terlalu banyak hal. Beware, ladies, karena menurut studi terkini overthinking bisa buruk terhadap kesehatan mental Anda lho.
We Think Too Much
Yup, entah tentang pekerjaan, penampilan, relationship atau hingga masalah trivial seperti daftar belanjaan. (Belum lagi berita-berita atau rangkaian foto dari feed sosmed Anda.) Otak kita adalah organ paling kompleks dalam tubuh dengan 100 miliar neuron simpang siur untuk memproses informasi. But you know what, menurut studi dari Temple University, ketika kita overthink area di otak yang bernama prefrontal cortex akan teraktivasi, area sama yang terkait dengan masalah gangguan otak dan mental. Yikes!
Too Much of a Good Thing
Memang area tersebut akan teraktivasi, namun bila informasi yang masuk terlalu banyak ternyata area tersebut bisa switch off, lho (yang biasa terjadi saat meeting berkepanjangan yang membuat kita tidak bisa konsentrasi kepada sisa informasi yang disampaikan). Dan, ya, seperti disebut di atas prefrontal cortex juga merupakan sumber dari gangguan mental dan otak, bahkan terkadang bisa berujung pada autisme. Menurut studi yang sama, orang yang terlalu banyak berpikir malah terbukti memiliki daya memori yang rendah, dan bahkan berpotensi punya tendensi depresif. So what to do?
Selective Thinking
Tak dimungkiri tuntutan hidup sehari-hari membuat kita mesti memikirkan banyak hal. Tapi coba deh diperhatikan lagi: apakah SEMUA dari pemikiran itu signifikan? Justru terkadang kita berlarut-larut dalam pemikiran yang negatif, and that’s all a choice. Try to keep it simple, toh bila dihadapi dengan beragam pilihan kita akan cenderung memilih yang familiar kan? A good trick: tiap pagi sebelum mulai beraktivitas tuliskan semua hal yang mesti Anda lakukan dan fokus hanya pada apa yang tertera dalam daftar tersebut. Everything else is just noise, dear. (Sahiri Loing / SW / Image: iStock / Thinkstock)
