Menonton sekuel keempat film Die Hard ini terasa seperti menonton trailer yang panjang—adegan dan plot cerita berlangsung terlampau cepat, pengembangan karakter hanya sepintas. Oh, the action is fantastic (as usual), walaupun satu adegan kejar-kejaran mobil sepanjang kepadatan jalanan Rusia akan membuat Anda excited sekaligus resah melihat kehancuran—dan korban jiwa—yang ditimbulkan. Membuat Anda mungkin menggumam, “It's only a movie, it's only a movie.”
Bruce Willis kembali beraksi sebagai John McClane, dan di A Good Day to Die Hard ia kembali dipertemukan oleh salah satu anaknya, kali ini anak laki-lakinya, Jack (Jai Courtney), seorang agen CIA yang mesti melindungi seorang profesor asal Rusia (Sebastian Koch) yang menyimpan file rahasia yang bisa menjatuhkan seorang politisi terpandang. Dan tanpa sengaja, sang ayah pun ikut membantu putranya dalam mengamankan saksi kunci. And that's practically the story.
Well, Cosmo merasa Anda tidak membeli tiket A Good Day to Die Hard untuk unsur dramanya. Anda membelinya entah karena menggemari film action, ingin menyenangkan pasangan, atau Anda pengikut setia film Die Hard (and you also love Bruce Willis). Kalau masuk dalam kategori pertama, maka kemungkinan besar Anda akan menyukai film ini—action-nya nonstop, menghibur, dan cukup mendebarkan. Plus, bonus aktor Australia Jai Courtney sebagai McClane Junior yang memanjakan mata. Kalau Anda masuk ke dalam kategori kedua, you'll probably hate it, menganggap apa yang dihadirkan selama kurang lebih 1,5 jam hanyalah film yang terlalu bombastik dan bising. Dan, jika masuk dalam grup tiga, Anda akan melihat film ini, dan berkata, “Action-nya oke, standar film Die Hard, but there's a great story somewhere in there.” (Sahiri Loing / IR / Image: various)