Dalam berbagai situasi, sifat perfeksionis memang bisa sangat menguntungkan dan memberikan hasil yang maksimal. Namun sifat tersebut juga bisa merugikan, lho. Yang mencengangkan, rata-rata wanita ternyata lebih cenderung memiliki sifat perfeksionis daripada pria. Simak alasan-alasan mengapa sebaiknya Anda tidak menjadi wanita yang terlalu perfeksionis.
Menyingkirkan Orang-orang Berkualitas
Tidak selamanya Anda bekerja secara individu dan dengan cara sendiri. Ketika harus menjadi team player, orang-orang yang berada dalam satu tim akan merasa terganggu dengan sifat perfeksionis Anda. Bayangkan perasaan rekan kerja bila Anda terus menerus mengontrol pekerjaannya dan mengkritik mereka karena tidak sesuai dengan ekspektasi Anda? Pasti tidak menyenangkan, kan...
Menghentikan Inovasi
Jika Anda terlalu mengatur segala sesuatunya agar sesuai dengan apa yang Anda inginkan, jangan salahkan bila tidak ada inovasi dalam karya Anda. Kecenderungan untuk melakukan segalanya dengan benar ternyata dapat mencegah Anda untuk mencoba ide-ide baru. Sangat disayangkan, bukan?
Menghilangkan Kesempatan Belajar
Yang Cosmo maksud, jika terlalu perfeksionis, otomatis Anda menekan risiko untuk gagal. Padahal, Anda bisa belajar banyak dari setiap kegagalan. Kalau tidak mengalami kegagalan, bagaimana Anda bisa belajar untuk meningkatkan diri? Ingat kan pepatah “kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda”? Jangan takut untuk gagal, karena kegagalan akan mengantarkan Anda pada kesuksesan.
Kehilangan Prioritas
Selalu ingin melakukan semuanya dengan maksimal, baik di dalam maupun di luar kantor, akan membuat Anda tidak fokus dan pada akhirnya tidak tahu mana yang harus menjadi prioritas. Pada akhirnya, streslah yang akan menghampiri Anda. Kuncinya, buat hal yang penting menjadi yang utama dan yang pertama yang Anda kerjakan. Get the right things right. (Amanda Utari/IR/Image: iStockphoto/ThinkStock)