Stem cell. Mungkin kata tersebut pernah menggelitik gendang telinga Anda. Namun apakah sebenarnya stem cell itu, bagaimana cara kerjanya dan apakah cukup aman untuk digunakan sebagai perawatan kecantikan?
Saat supermodel kawakan Janice Dickinson menjalankan perawatan injeksi stem cell di Cina tahun lalu sebagai usaha mempertahankan keremajaan kulitnya, kontroversi meledak. Wanita berumur 58 tahun ini mengaku telah mengunjungi salah satu klinik kecantikan di Wuhan di mana para dokter mengambil sel dari lemak di tubuh Dickinson hanya untuk menyuntikkannya kembali ke wajah. Menurut Dickinson, hasilnya amat memuaskan. “My skin feels amazing and I feel great!” Sebelum Anda buru-buru memesan tiket pesawat ke Cina, simak dulu penjelasan Cosmo!
Manusia tercipta dari sekitar 37 triliun sel. Stem cell, atau sel punca, sel induk atau sel batang adalah sel dasar yang nantinya akan berkembang menjadi berbagai jenis sel yang berbeda dalam tubuh kita. Sel ini memiliki kelebihan khusus, yaitu mampu beregenerasi dengan baik, dengan cara membelah dan memperbaharui diri dengan cepat. Berkat kelebihannya ini, sel punca juga berfungsi sebagai pengganti sel-sel tubuh yang rusak.
THE CONTROVERSY
Walau terdapat beberapa bukti bahwa stem cell telah ditemukan di akhir abad 19, tahun 1961 adalah pertama kali terbitnya tulisan ilmiah yang tanpa sengaja mengidentifikasi sel spesial ini. Penelitian tersebut ditulis oleh pakar biofisika dari Toronto, Drs. James Till dan ahli hematologi, Ernest McCulloch. Semenjak itu, dunia medis kerap menggunakan transplantasi stem cell untuk mengobati diabetes, ginjal, jantung, liver, kelainan darah, seperti leukimia, anemia, dan kerusakan sumsum tulang akibat kemoterapi. Para dokter juga telah memakai stem cell dalam operasi plastik untuk menumbuhkan kembali kulit pasien luka bakar.
Yang menarik, dunia kecantikan pun mulai melirik terapi ini. Sudah bukan rahasia lagi kalau ilmu kecantikan banyak mengambil inspirasi dari penemuan medis yang revolusioner. Ingat bagaimana botox awalnya diilhami dari perawatan hemafacial spasms, atau kelainan otot wajah yang mengakibatkan kejang pada satu sisi? Maka tidak heran bila para pakar kecantikan menaruh harapan tinggi pada stem cell. Bahkan beberapa dokter di Amerika Serikat atau Eropa telah mengaplikasikan sel plasenta domba ke kulit pasiennya untuk mempercepat proses penyembuhan setelah perawatan microdermabrasion. Dr. Holly Grenfell, skin scientist dari Oriflame adalah salah satu pakar yang percaya stem cell adalah penemuan terbaik untuk masa depan dunia kecantikan. Walau begitu, menurut Dr. Grenfell, masih banyak pertanyaan tentang sel spesial ini yang belum terjawab. Sel punca diperkirakan mampu menciptakan kolagen dan pembuluh darah baru, namun karena sel ini dapat berkembang menjadi sel apapun, maka perkembangannya juga tak dapat diprediksi. Kasus stem cell face lift yang gagal juga sering terdengar. Salah satunya, pada tahun 2009, tumbuhnya tulang halus pada kelopak mata seorang wanita Amerika yang menjalankan face lift ini.
MIGHTY FACE CREAM
Stem cell face lift mungkin belum menemukan jalannya di kancah teknologi kecantikan, tetapi jangan langsung mencoret sel spesial ini dari daftar produk kecantikan Anda. Pasalnya, stem cell yang digunakan secara topikal jauh lebih aman dan tak berisiko. Para selebriti Hollywood seperti Victoria Beckham, Denise Richards, Beyonce, Jennifer Anniston hingga Oprah sedang tergila-gila dengan stem cell facial. Bila stem cell cream yang terbuat dari sel manusia, seperti Lifeline dan U Autologous belum tembus ke pasar Asia, beauty brand seperti Lancôme, SK-II dan Guerlain telah siap dengan beauty cream yang diolah dari stem cell tanaman. Sel induk tanaman dipercaya berlimpah antioksidan dan mampu merangsang perkembangan kolagen untuk menghilangkan tanda-tanda penuaan kulit. Satu yang perlu Anda ingat, produk-produk ini tidak mengandung sel punca secara harafiah namun protein dan unsur kesehatan yang diproduksi oleh sel ajaib tersebut. So ladies, now you know what are the boundaries, right? (Ainjia Paat / TA / Image: Thinkstock)