Setelah menggelar konsernya pertama kali di Jakarta beberapa tahun lalu, kini pelantun lagu Thousand Years, Christina Perri, kembali ke Jakarta dalam kesempatan yang berbeda. Menjadi pengisi acara di Java Jazz Festival pada tanggal 8 Maret kemarin tentu saja memberikan pengalaman lain untuknya. Cosmo pun mendapat kesempatan berbincang secara ekslusif dengannya.
Cosmo (C): Hi, Christina! Senang berjumpa Anda kembali di Jakarta. Setelah dua kali ke Jakarta, apa yang paling Anda ingat tentang kota ini?
Christina Perri (CP): Hi Cosmo! Sebuah kehormatan bisa datang lagi ke Jakarta. Hmm.. yang paling diingat tentu saja kemacetannya, hahaha..
C: Hahaha! Benar hanya itu saja?
CP: Tentu saja tidak hanya itu. Saya selalu ingat dengan antusiasme para penggemar yang luar biasa dan bagaimana mereka sangat menyambut saya dengan baik. Tidak hanya ketika saya konser dulu, tetapi hingga sekarang. Bahkan mereka menyanyi jauh lebih keras dari saya.
C: Apakah Anda akan membuat proyek lain di Jakarta?
CP: I'd love to! Saya pasti akan kembali ke Jakarta jika mengeluarkan album baru nanti.
C: That's great! Bagaimana dengan traveling di Indonesia? Tertarik?
CP: Sangat tertarik. Tetapi saya belum mendapat kesempatan untuk berkeliling karena setiap mengunjungi Indonesia saya selalu disibukkan dengan banyak hal.
C: Setelah Indonesia, apakah ada negara lain yang Anda kunjungi?
CP: Ya, setelah Indonesia saya akan ke Korea beberapa hari lagi.
C: Nah, dengan kepadatan jadwal seperti ini, adakah cara khusus memertahankan kondisi tubuh dan suara?
CP: Sebenarnya sangat simpel, saya hanya menerapkan tidur cukup dan berusaha untuk tidak terlalu banyak mengeluarkan suara. Plus, untuk menjaga kualitas suara, tentu saja saya tidak mengonsumsi makanan pedas dan dingin.
C: Jika Anda mendapat tawaran untuk berkolaborasi dengan musisi Indonesia apakah bersedia?
CP: Of course! Saya orang yang sangat terbuka dengan berbagai pengalaman dan kesempatan. Saya sangat senang jika mendapatkan kesempatan tersebut.
C: Lagu-lagu Anda mostly tentang cinta. Apakah Anda memang tipikal wanita yang mendayu-dayu dalam kehidupan pribadi?
CP: Sebenarnya hal tersebut berkaitan dengan inspirasi yang saya dapatkan. Kebetulan semua lagu yang saya nyanyikan, kecuali Thousand Years, memang berdasarkan pengalaman kehidupan pribadi.
C: Well, beberapa lagu Anda juga berkisah tentang patah hati. Apakah ada tip inspiratif untuk para wanita yang ingin move on? dari kisah percintaan mereka?
CP: Hahahaha.. Apa ya? Hmm.. pertama makan coklat, yang banyak. Juga jangan pernah mengabaikan rasa sayang dari orang sekitar, seperti keluarga. Dan untuk saya pribadi, saya tidak pernah menahan rasa tangis yang kelamaan karena hal tersebut dapat mengobati patah hati.
C: Mengingat genre musik Anda adalah pop, apakah Anda berniat untuk membuat proyek bertema jazz setelah event Java Jazz ini?
CP: Ya, saya sempat berpikir untuk membuat kumpulan lagu dengan nuansa jazz karena jujur saya sangat suka dengan genre musik ini.
C: Ada musisi jazz yang ingin Anda ajak kolaborasi?
CP: Banyak! Hahaha.. Saya tidak dapat menyebutkan satu musisi secara spesifik. Tapi sebenarnya saya sangat ingin berkolaborasi dengan Paul McCartney.
C: Tanggal 8 Maret ini bertepatan dengan International Women's Day, ada yang ingin Anda sampaikan untuk para wanita di dunia?
CP: First of all, saya bangga menjadi wanita dan para wanita pun sebaiknya merasakan yang sama. Selain itu saya berharap para wanita dapat terus percaya diri dan menyemangati satu sama lain tanpa ada rasa kompetitif. Dan yang terpenting, semua wanita harus terus memerjuangkan apa yang ia impikan.
Image Credit:
Penulis: Aulia Meidiska/VP
Gambar: doc. Cosmopolitan