- Sosok Raden Ajeng Kartini yang cerdas, independen, dan cukup rebellious pada zamannya membawa inspirasi bagi banyak wanita di Indonesia - bahkan dunia - hingga kini.
- Merayakan Hari Kartini yang jatuh pada setiap 21 April, berikut beberapa kutipan atau quote dari R.A. Kartini yang inspiratif.
Siapa yang tak mengenal Raden Ajeng Kartini? Pahlawan negara yang juga dikenal sebagai pionir dalam hal edukasi bagi perempuan ini senantiasa membela dan memperjuangkan hak-hak perempuan sepanjang hidupnya. Ia merupakan sosok yang cerdas, independen, dan berani memperjuangkan emansipasi perempuan ketika patriarki kental terbalut dalam benak masyarakat.
Di Hari Kartini ini, kamu mungkin membutuhkan kutipan inspiratif dari R.A. Kartini untuk kamu bagikan sebagai penyemangat bagi sahabat-sahabatmu. Selain kalimat yang paling terkenal, yaitu "Habis gelap terbitlah terang," berikut beberapa kutipan atau quote inspiratif dari Kartini yang Cosmo kumpulkan, yang bisa menjadi inspirasimu untuk melanjutkan perjuangan R.A. Kartini menjadi wanita fearless, cerdas dan kuat. Simak!
"Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu–satunya hal yang benar–benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri."
"Saat membicarakan orang lain Anda boleh saja menambahkan bumbu, tapi pastikan bumbu yg baik."
"Tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain menimbulkan senyum di wajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai."
"Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang."
"Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam."
"Tahukah engkau semboyanku? 'Aku mau!' Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata 'Aku tiada dapat!' melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku mau!' membuat kita mudah mendaki puncak gunung."
"Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya."
"Lebih banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia."
(Kartini, Kardinah, dan Rukmini. Image: doc. commons.wikimedia.org)
"Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu."
"Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang."
"Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu memang berharga di mata seseorang, tak ada alasan baginya untuk mencari seorang yang lebih baik darimu."
"Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti."
"Tetapi sekarang ini, kami tiada mencari penglipur hati pada manusia. Kami berpegangan teguh-teguh pada tangan-Nya. Maka hari gelap gulita pun menjadi terang, dan angin ribut pun menjadi sepoi-sepoi."
"Adakah yang lebih hina, daripada bergantung kepada orang lain?"
"Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup manusia. Karena ada angan-angan muda mati, kadang-kadang timbullah angan–angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah."
"Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam."
"Sepanjang hemat kami, agama yang paling indah dan paling suci ialah Kasih Sayang. Dan untuk dapat hidup menurut perintah luhur ini, haruskah seorang mutlak menjadi Kristen? Orang Buddha, Brahma, Yahudi, Islam, bahkan orang kafir pun dapat hidup dengan kasih sayang yang murni."
(Vidi Prima / SW / Image: various)