Career

Ternyata Cuma 20% Wanita Kerja di Industri Teknologi

  by: Hana A. Devarianti       25/4/2017
  • Yup, itulah hasil studi yang dilakukan oleh Microsoft Asia tahun 2017. Tidak hanya itu, studi yang sama mengungkapkan kalau cuma ada 1 dari 5 wanita yang terjun di industri STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematic). Padahal, STEM masuk dalam industri yang "seksi" saat ini, mengingat dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat. Lalu, sebenarnya apa sih yang membuat industri ini kurang diminati wanita?

     

    Pada acara Sharing Session: Perempuan Canggih di Industri STEM bersama Microsoft Indonesia pada 21 April lalu, Gezang Putri Agung, Group Head Network Design & Deployment Indosat Ooredoo mengungkapkan bahwa industri ini kurang menarik bagi wanita karena dianggap sebagai industri yang maskulin. Hal yang sama diungkapkan oleh Hani Rosidaini, Smart Home Developer, COO of Satria Asia. Hani mengatakan kalau banyak wanita yang telah berkarier di bidang STEM memilih untuk mundur karena tuntutan sosial mengurus keluarga. "Padahal, teknologi saat ini bisa mendukung wanita untuk memenuhi keinginannya untuk berperan dalam keluarga sekaligus berkarier," ujarnya.



     

    Namun, bukan berarti ini menimbulkan rasa pesimis. Justru, ini jadi pendorong bagi para wanita untuk berkarier di industri STEM. “Hal ini menjadi dasar yang kuat bagi Microsoft Indonesia kembali melanjutkan komitmen dan dukungan terhadap perempuan muda Indonesia untuk mempelajari dan bergabung dalam industri STEM serta mengajak mereka menjadi perempuan yang berinovasi di bidang teknologi,” kata Linda Dwiyanti, Consumer Devices Sales Director, Microsoft Indonesia. Menurut Deborah Intan Novea, IT Director of Coca-Cola Amatil Indonesia, wanita harus mengubah mindset kalau teknologi adalah sesuatu yang aneh. Dengan begitu, daya tarik akan industri STEM pun meningkat.




     

    Nah, bagi Anda yang ingin atau sedang terjun secara profesional di bidang STEM, Jezzie Setiawan, Founder & CEO of GandengTangan.org punya tips untuk bisa suskes di kantor. Menurutnya, jangan ragu untuk berdiskusi dan selalu utamakan profesionalitas ketimbang perasaan selama bekerja. "Yang penting adalah hasil  nyata, bukan gender," kata Jezzie. Hey, seperti kata Founder & CEO of Female Daily Network, Hanifa Ambadar, industri STEM juga butuh wanita kok! (Hana Devarianti/VP/Image: DOK. Microsoft Indonesia)