Eksfoliasi kulit adalah salah satu hal penting dalam rutinitas perawatan kulit. Mengapa? Dengan eksfoliasi, kulit akan tampak lebih sehat, cerah, dan halus, serta terbebas dari masalah jerawat, karena eksfoliasi bekerja dengan cara mengangkat sel-sel kulit mati dan membersihkan pori-pori, menurut American Academy of Dermatology.
Langkah ini membuat semua produk dan bahan perawatan kulit lainnya menyerap lebih baik ke dalam kulit, jelas dokter kulit bersertifikat, Dr. Shari Maretbein.
Namun, alih-alih memberikan manfaat yang maksimal, terlalu sering eksfoliasi atau over exfoliating justru dapat memberikan dampak buruk bagi kulit. Nah, Cosmo akan membantu kamu mengetahui apakah kamu sudah over-exfoliating.
Ini dia tanda-tandanya:
1. Kemerahan dan keringan
(Photo by Ivan Samkov/ Pexels)
Apakah kamu mulai memerhatikan adanya kemerahan dan kekeringan, bahkan hingga iritasi, pada kulit wajah? Berlebihan dalam pengelupasan kulit bisa jadi penyebabnya.
Menurut dokter kulit bersertifikat, Dr. Mona Gohara, kulit terasa perih, kemerahan, dan kulit kering mengelupas, adalah tanda-tanda bahwa kamu sudah over-exfoliating. Gatal dan bengkak juga bisa menjadi gejala lain yang dapat ditimbulkan.
2. Kulit terasa kencang, tertarik, dan mengelupas
Tanda lain kalau kamu sudah over-exfoliating adalah kulit akan terasa kencang. Terlalu banyak atau terlalu sering eksfoliasi, itu akan menghilangkan minyak esensial kulit, sel-sel kulit sehat, dan lipid, yang membuat kulit tidak dapat mempertahankan tingkat hidrasi alaminya. Akibatnya, kamu mungkin akan merasakan kulit wajah seperti kencang dan tertarik, bahkan sampai kulit mengelupas, kata Dr. Nivedita Dadu, dermatologist.
3. Jerawat mulai bermunculan
(Photo by cookie_studio/ Freepik)
Seperti yang Cosmo katakan sebelumnya, salah satu manfaat eksfoliasi adalah untuk mengatasi masalah jerawat dan mencegahnya muncul di kemudian hari. Eksfoliasi bekerja dengan cara mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk yang bisa menyumbat pori-pori dan menyebabkan munculnya jerawat.
Saat kamu over-exfoliating tak hanya menghilangkan sel-sel kulit mati yang menumpuk, tetapi juga mengakibatkan kulit dehidrasi dan kehilangan sel-sel kulit sehat yang fungsinya justru baik bagi kulit. Akibatnya, kulit menjadi lebih sensitif, peningkatkan produksi minyak, dan berujung breakout, kata Pamela Marshall, esthetician klinis.
Lantas, bagaimana mengatasinya?
Kalau kamu melihat satu atau lebih dari tanda-tanda di atas mulai muncul, maka hentikan rutinitas pengelupasan kulit untuk sementara sampai kulit benar-benar pulih. You’re skin need a little break!
Selama proses pemulihan, hindari pembersih wajah yang mengandung scrub dan produk skincare yang mengandung bahan yang mengeksfoliasi, seperti AHA, BHA, dan PHA.
Gunakan pelembap dan produk-produk skincare yang berfungsi menenangkan kulit ke dalam rutinitas perawatan kulit harianmu, ini termasuk hyaluronic acid, peptida, jojoba oil, dan marula oil.
Meskipun begitu, jangan kapok untuk melakukan eksfoliasi ya, babes. Pasalnya, “Kita memproduksi lebih dari 50 juta sel kulit mati setiap hari, jadi eksfoliasi adalah bagian penting dari rutinitas kulit,” kata Dr. Gohara. Setelah kulit sudah benar-benar pulih, kamu bisa kembali melakukan exfoliasi. Jika sebelumnya, kamu mungkin melakukan eksfoliasi 2-3 kali dalam seminggu, coba kurangi frekuensi pemakaian menjadi 1 kali seminggu dan pertimbangkan produk pengelupasan kulit yang lebih lembut.
Nah, itu dia tiga tanda kalau kamu sudah over-exfoliating!
(Fariza Rahmadinna/GIO/Image: Doc. Kroshka__nastya/Freepik)