Love & Sex

Bahaya Silent Treatment dalam Hubungan

  by: Redaksi       15/7/2022
  • Cosmo babes, pernahkah kamu berhadapan dengan pesan yang sudah dibaca tetapi tidak dibalas? Atau, ketika kamu tengah berada di sebuah argumen dengan pasanganmu, ia tiba-tiba mogok bicara dan memilih untuk diam tanpa membalas argumenmu?

    Entah kamu yang mendapatkan atau melakukan perlakuan tersebut, kamu harus mengetahui bahwa perlakuan diam tersebut merupakan tindakan silent treatment. Tindakan ini sangatlah berbahaya, terkhusus untuk kamu yang sedang berada di sebuah hubungan romantis!

    Simak faktanya:





    1. Bentuk eskpresi frustrasi dalam diri seseorang




    Tidak mendapatkan respon atau tidak merasa dihiraukan ketika kita baru saja selesai menceritakan sesuatu pada orang lain, tentu menjadi perlakuan yang tidak kita senangi. Namun, sebelum kita mendapatkan perlakuan tersebut, seseorang yang melakukan silent treatment kepada kita sudah merasakan perasaan frustasi terlebih dahulu, lho.

    Dikutip dari Healthline, silent treatment atau perlakuan diam adalah tindakan yang menjadi reaksi cepat terhadap situasi di mana seseorang merasa marah, frustrasi, atau terlalu kewalahan untuk menghadapi suatu masalah. Kefrustrasian tersebut berakhir membuat seseorang melakukan silent treatment, antara tidak tahu hendak membalas suatu konflik dengan cara apa, maupun sampai ke level di mana pelaku hendak ‘menghukum’ targetnya.


    2. Tidak tahu hendak membalas apa




    Silent treatment muncul karena berbagai macam kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah seseorang yang memilih untuk menghindar dari konflik atau topik karena ia tidak tahu hendak berkata apa. Hal ini biasanya terjadi karena ia tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaan yang sebenarnya atau belum pernah berada dalam situasi tersebut, sehingga ia lebih memilih diam untuk menyelesaikan masalah.


    3. Dilakukan untuk ‘menghukum’ targetnya




    Sudah berbicara panjang lebar tetapi malah tidak dibalas dan diacuhkan? Perlakuan diam dianggap sebagai hukuman yang dilakukan pelaku untuk targetnya. Selain tidak adanya komunikasi verbal, silent treatment juga dapat dilakukan dengan tidak adanya kontak mata.

    Ketika seseorang menerima perlakuan diam, maka hal tersebut akan mempengaruhi harga diri, kontrol, dan keberadaan orang itu sendiri. Hal inilah yang dijadikan ‘hukuman’ dari pelaku untuk targetnya.


    4. Minimnya komunikasi dalam hubungan dapat berdampak buruk




    Menurut jurnal Group Dynamics: Theory, Research, and Practice, sebuah hubungan hanya bisa berjalan ketika komunikasi terjalin dengan baik. Ketika menghadapi suatu permasalahan atau konflik dalam hubungan, maka dua orang harus menyelesaikannya dengan berkomunikasi. Perlakuan diam menimbulkan perasaan diabaikan yang hanya dirasakan salah satu pihak, sehingga timbul emosi negatif karena merasa harga dirinya menjadi lebih rendah.


    5. Memancing adanya emotional abuse




    Hal terakhir inilah yang membuat silent treatment berbahaya. Apabila sudah bersinggungan dengan kekerasan emosional atau emotional abuse, pelaku dapat membuat dirinya sebagai korban. Ketika pelaku sudah bertingkah sebagai korban, mau tidak mau kita harus mengubah perilaku sesuai dengan apa yang mereka kehendaki tanpa adanya komunikasi yang dapat menyelesaikan masalah.

    Emotional abuse dapat terjadi ketika silent treatment sudah terjadi berulang kali atau jangka waktu yang lama.


    6. Pikirkan siapa yang harus didahulukan: kamu atau dirinya?






    Ini adalah salah satu yang bisa kamu lakukan ketika mendapatkan perlakuan diam. Tentukan apakah kamu harus mendahului diri kamu sendiri atau dirinya. Apabila ini bukan sesuatu yang sering dilakukan oleh pasanganmu, maka kamu bisa mendahului kepentingan dirinya. Mungkin dia sedang berada di situasi yang tidak tepat atau membutuhkan pertolonganmu.


    7. Melupakannya sejenak




    Melupakan masalah ini sejenak sampai akhirnya berlalu dapat juga kamu lakukan. Kedengarannya mudah, tetapi kamu bisa mencari distraksi agar masalah ini dapat terlewati.

    Jangan berikan reaksi yang pelaku tunggu darimu. Berikan pemahaman pada pelaku bahwa silent treatment bukanlah jalan untuk mendapatkan sesuatu dari kamu. Apabila kondisi tidak kunjung berubah, maka tinggalkan dia.

    Hubungan tidak lagi sehat ketika salah satu orang di dalamnya sudah mengalami emotional abuse, bukan?


    Silent treatment bisa dilakukan oleh siapapun dan membuat diri kamu seakan tidak berdaya. Tindakan ini dapat membuat permasalahan atau konflik yang dialami seseorang menjadi panjang karena tidak ada komunikasi untuk mencari jalan keluar dari permasalahan.

    Jangan membalasnya dengan kemarahan, ataupun memohon-mohon kepada pelaku karena hal tersebut hanya membuat pelaku menormalisasi tindakan tersebut. Jangan juga menjadi terpuruk, karena sesungguhnya kamu tidak berhak diperlakukan seperti itu.


    Yuk, lebih peka terhadap sekitar dan perhatikan bendera merah dari tindakan silent treatment!


    (Fishya Elvin/Images: Photo by Keira Burton on Pexels, Photo by Liza Summer on Pexels, Photo by Cottonbro on Pexels, Photo by Katerina Holmes on Pexels, Photo by Uriel Mont on Pexels, Photo by Vera Arsic on Pexels)