Pengalaman sebagai newbie di kantor selalu punya sensasi tersendiri, tak jarang bahkan terasa menegangkan. Menghadapi berbagai macam kepribadian kolega, dan harus terbiasa dengan atmosfer lingkungan yang kadang berbeda total dengan lingkungan lama Anda selama ini, bisa menyulitkan Anda untuk beradaptasi. Jika tidak dilewati dengan baik, hal itu dapat memiliki dampak buruk yang akan membuat Anda stres dan kelelahan, sehingga hasil kerja seringkali tidak maksimal. Well, untuk itu Cosmo menanyakan kepada Career Coach Rene Suhardono, bagaimana sih cara paling efektif beradaptasi sebagai anak baru? Simak!
Jujur Terhadap Diri Sendiri
“Kenapa saya harus diterima?” adalah pertanyaan pertama yang harus bisa Anda jawab sendiri. Jika Anda menginginkan penerimaan supaya orang lain menyukai Anda, namun malah membuat Anda menderita, lebih baik lupakan saja. “Menyesuaikan diri dengan menjalani hidup yang tidak diinginkan, malah bisa menjadi malapetaka,” jelas Rene. So ladies, kuncinya adalah accept yourself, dan tahu apa yang ingin dilakukan. “Jangan berpikir diterima, namun yang harus Anda pikirkan adalah memiliki kepribadian yang menarik,” lanjut Rene. Respon yang baik dari orang lain juga akan Anda dapatkan jika Anda berlaku baik dengan mereka tentunya.
Jadi Diri yang Terbaik
Seringkali orang-orang berkata jargon be yourself. Hmmm, ternyata sebenarnya kalimat tersebut kurang tepat. Bagaimana jika diri Anda hari itu sedang sedih? Lagi tidak bersemangat karena bertengkar dengan pasangan? “Seringkali kita merasa moody dalam menjalani hari, padahal mood itu yang mengendalikan diri kita sendiri,” jelas Rene. So, it's not exactly be yourself, but be the best version of yourself, honey. Galilah kemampuan Anda yang terbaik dan jangan ragu untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Optimalkan Tiga Kata Sakti
Please, I'm sorry, dan thank you adalah tiga kata penting, yang terkadang sulit diucapkan, salah satunya mungkin karena gengsi. Padahal tiga kata tersebut sangat diperlukan dalam interaksi sehari-hari untuk mencairkan suasana kaku. “Namun jangan hanya mengatakannya dengan mulut, ucapkan juga dengan sepenuh diri,” tutur Rene. Untuk itu nada bicara dan bahasa tubuh memegang peranan penting dalam menyampaikan ketiga kata sakti tersebut. “Sampaikan segala sesuatu dengan makna,” lanjut Rene. Untuk itu, Anda membutuhkan totalitas saat berbicara, sehingga orang lain pun akan memaknai dan memahaminya dengan baik. (Calvin Hidayat/DI/Image: dok. Google)