Aktor asal Guatemala ini memiliki perawakan yang sebenarnya tidak masuk dalam deskripsi “Hollywood Leading Man”. Namun berkat rangkaian performa cemerlang (serta sorotan mata yang oh-so-seductive), Oscar Isaac berpotensi jadi the next Al Pacino. So let’s get to know him a bit more intimately, ladies.
Ia Bukan Aktor Baru
Ya, Isaac sebenarnya tergolong “late bloomer”—coba tonton lagi film Robin Hood (2010), Drive (2011) atau W.E (2011) yang disutradarai Madonna dan mungkin Anda akan langsung mengingat wajahnya. Namun baru di tahun 2013 (di usia 34 tahun), pamor Isaac melonjak setelah ia berperan sebagai folk singer dalam film Inside Llewyn Davis yang berjaya di ajang Cannes Film Festival dan ia pun menyabet nominasi Best Actor di Golden Globe. Sadly no Oscar. A little trivia, dia juga penyanyi lho dan lagu karyanya, Never Had, jadi salah satu soundtrack Inside Llewyn Davis. Swoon.
Akting Brilian
Dan itu berkat pendidikannya di Juilliard School, New York, yang prestisius. Kebetulan dulu ia sekelas dengan Jessica Chastain yang kemudian mereferensikan Isaac via email panjang ke sutradara J.C Chandor untuk mengisi peran utama dalam film A Most Violent Year (2014) setelah Javier Bardem mengundurkan diri. Lucky him! Setelahnya Isaac terus membintangi projek ambisius seperti Ex Machina dan miniseri HBO, Show Me a Hero, di tahun ini yang menerima banyak pujian dari kritikus dan audiens.
He’s Now in the Blockbuster Game
Walau berawal dari film serius dan independen, kini Isaac tampaknya siap untuk “tampil” dalam arena yang lebih besar. First up, sebagai pilot Poe Dameron dalam lanjutan salah satu franchise sci-fi tersukses, Star Wars: The Force Awakens, yang akan rilis akhir tahun ini; lalu diikuti dengan peran sebagai villain utama dalam X-Men: Apocalypse tahun depan. Walau wajahnya hampir tak dikenali dalam kostum dan makeup biru sebagai sang Apocalypse, namun film tersebut tetap termasuk dalam must-see film Cosmo tahun depan! (Sahiri Loing / SW / Image: outnow.ch)