Love & Sex

Etika Putus Cinta

  by: Redaksi       31/1/2013
  • Cosmo mengerti jika tidak semua hubungan bisa berjalan lancar dan berakhir bahagia. Ada kalanya saat Anda ingin membuat keputusan besar dalam hubungan, Anda tak ingin membuat pihak manapun merasa tersakiti. Jadi, bagaimana sebenarnya etika mengakhiri hubungan cinta yang masih dalam batas toleransi?

    Jangan 'Menggantungnya'
    Kenapa? Karena bukan hanya dia yang akan tersiksa, tapi Anda juga akan sulit untuk move on. Sekali Anda sudah membuat keputusan untuk mengakhiri hubungan, jalankan keputusan itu dengan konsisten. Katakan padanya dengan jelas bahwa hubungan Anda (sayangnya) sudah berakhir.

    Jangan Merasa Kasihan
    Ini memang terdengar kejam. Tapi yang Cosmo maksud adalah jangan sampai Anda salah mengartikan rasa kasihan pada si dia dengan perasaan “masih sayang”. Coba cari tahu dulu bagaimana perasaan Anda padanya. Kalau memang ingin mengakhirinya, biarkan ia tahu kalau keputusan Anda sudah bulat.



    Jangan Mengumbar Janji
    Ya, terkadang untuk mengurangi rasa sakit dari putus cinta Anda malah memberikan kalimat yang memberinya harapan manis seperti, “Ini bukan akhir dari segalanya,” atau “Kita akan melihat perkembangannya nanti,” dan masih banyak versi lainnya. Stop it, dear. Kalau Anda benar-benar ingin mengakhirinya, lebih baik tidak perlu Anda katakan.



    Buat Aturan
    Pasca putus, Anda sebaiknya mulai membuat aturan untuk diri sendiri supaya Anda dan si dia sama-sama bisa move on, yaitu dengan tidak meneleponnya atau mengirim pesan padanya duluan. Awalnya pasti terasa sulit, tapi lama kelamaan pasti terbiasa kok. Jika perlu, beri reward pada diri sendiri jika Anda berhasil melewati fase ini. (Amanda Utari/SW/Image: Creatas/ThinkStock)