Merencanakan kehamilan Anda, sama pentingnya dengan kehamilan itu sendiri. Dan tenang, kini ada begitu banyak opsi untuk Anda. Metode mana yang terbaik? Hanya Anda yang bisa jawab! Di zaman seperti sekarang ini, ada begitu banyak alat kontrasepsi yang bisa Anda jadikan pilihan. Memang, kalau betul-betul ingin yang paling cocok buat Anda harus mencoba beberapa opsi dulu. Karena metode yang cocok buat yang satu, belum tentu cocok buat lainnya.
Male Condom
Siapa yang tak tahu dengan benda satu ini. Bahkan menurut data dari Office of National Statistics (ONS) di Inggris, kondom dan pil masih merupakan yang paling populer. Beberapa kondom sudah diberi lubrikasi yang fungsinya selain untuk memberikan ekstra lubrikan, juga bisa membunuh sperma kalau sampai kondomnya bocor atau terlepas.
Female Condom
Alat ini tak begitu populer di Indonesia. Bahkan setiap kali disebutkan, komentar yang paling banyak Cosmo Pregnancy dengar adalah, “Di mana ditaruhnya??” Female condom memiliki semacam ring yang fleksibel di kedua sisinya. Yang satu untuk “diikatkan” ke pubic bone untuk menahan agar kondomnya tak bergeser, sedangkan ring satu lagi terletak di luar vagina, tempat Mr. Happy akan masuk. Fungsinya sebetulnya sama saja dengan kondom pada pria. Hanya saja, ini wanita yang mengenakannya.
Contraceptive Injection
Suntikan ini dapat menghentikan proses ovulasi serta memberikan efek kontrasepsi lainnya. Suntikan bisa bertahan sampai selama tiga bulan. Suntikan tidak mengandung hormon esterogen yang artinya bisa jadi pilihan yang bagus, terutama untuk Anda yang masih menyusui. Periode menstruasi yang tak teratur seringkali jadi efek samping metode ini, terutama dalam kurun waktu enam hingga 12 bulan pertama penggunaan. Bahkan, masa haid pada hampir sebagian wanita benar-benar hilang setelah 12 bulan. Meski menimbulkan kekhawatiran karena berpikir Anda mungkin hamil, tapi ini sebenarnya normal bagi pengguna metode suntikan. Anda bisa selalu menggunakan test pack jika merasa khawatir.
The Pill
Pil KB memilki kandungan dari dua hormon: esterogen dan progestin. Keduanya bisa menghentikan proses ovulasi atau pembuahan sekaligus membuat lendir di daerah serviks jadi semakin tebal dan kental sehinga membuat sperma jadi semakin susah mencapai indung telur. Jika digunakan dengan benar, hanya tiga dari 1.000 wanita yang bisa hamil dalam kurun waktu setahun pertama pemakaian. Efek sampingnya seperti pusing dan muntah-muntah, berat badan meningkat, hingga menurunkan gairah seksual. “Risiko ini biasanya semakin tinggi jika Anda berusia di atas 35 tahun, sangat overweight, memiliki riwayat diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau merokok,” tambahnya. (Yoanita Listyawati/Image:Dok.Cosmo Pregnancy)