Ketika masih lajang, selain untuk bekerja, sebagian besar waktu Anda dihabiskan bersama sahabat dan teman. Anda bisa saling menginap di rumah masing-masing, hang out, bahkan berlibur ke luar kota atau luar negeri bersama teman-teman dekat. Setelah menikah apalagi memiliki anak, apakah ini masih bisa dilakukan? Don't worry Moms, menurut psikolog Fifi Febriani M.si, Anda masih tetap bisa bepergian bersama para sahabat, hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan. Simak pembahasan Cosmo Pregnancy berikut.
Semua Orang Butuh Teman
Tak dapat dimungkiri, sedekat apa pun dengan pasangan dan anak-anak, Anda pasti ingin hubungan kedekatan dengan orang lain, yaitu pertemanan. Fifi mengatakan, “Kehadiran teman membuat Anda terhindar dari kesepian, selalu di-support, dan merasa dikelilingi dengan orang-orang yang baik.” Namun Moms, Anda harus cermat dan bijak dalam memilih teman. Fifi menyarankan, pilih teman yang memberi manfaat positif bagi Anda, saling mendukung, bertukar informasi yang baik, dan membuat Anda senang. Hindari teman yang ketika bertemu membuat suasana menjadi tidak nyaman, atau yang selalu membicarakan kejelekan orang lain. It's a big no, ya!
Pertemanan Pasca Menikah
Menurut Fifi, ketika seseorang memutuskan untuk menikah, artinya ia sudah siap dengan segala tugas dan tanggung jawabnya, apalagi jika sudah memiliki anak. Sebenarnya dari segi pertemanan tidak perlu ada yang berubah, hanya saja frekuensi dan prioritasnya yang berbeda antara sebelum dan sesudah menikah. Pasangan dan keluarga harus tetap yang utama dibanding teman-teman.
Keputusan yang diambil pun atas hasil pertimbangan dan persetujuan Anda dan pasangan. Agar tidak terjadi konflik, setelah menikah sebaiknya pasangan mengenal teman-teman Anda. Menjadwalkan liburan bersama dengan keluarga, tentu lebih menyenangkan. Selain hubungan pertemanan tetap terbina, pasangan Anda pun bisa saling kenal dengan pasangan teman, apalagi kalau anak Anda dan anak teman itu usianya tidak berbeda jauh.
Girls Getaway
Walaupun pasangan sudah mengenal teman-teman Anda, Tetapi apakah harus selalu membawa pasangan? Kata Fifi, tidak selalu. Hal itu tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Jika suami melarang, tanyakan apa alasannya. Apakah alasan tersebut karena frekuensi jalan-jalan yang terlalu tinggi, terlalu lama, atau alasan lain. Jika menurut Anda, jalan-jalan ini bermanfaat dan tidak menganggu tanggung jawab sebagai ibu, Anda bisa memberikan pengertian secara perlahan tanpa memaksa. Dan, keputusan sebaiknya berdasarkan hasil diskusi Anda dengan pasangan. “Hal ini tidak akan menjadi ancaman dalam rumah tangga jika Anda tetap memperhatikan kebutuhan anak-anak dan pasangan,” tutup Fifi.
Jadi, batasi waktu bepergian Anda ya Moms, jangan sampai terlalu lama sehingga kehilangan kedekatan emosinal dengan pasangan. (Karmenita Ridwan/Image:Dok.Cosmo Pregnancy)