Baik di dalam lingkungan kerja maupun lingkungan lainnya, pasti setiap orang pernah mengalami keraguan dalam melakukan sesuatu. Keraguan tersebut asalnya dari dalam diri sendiri yang tidak percaya akan kemampuan yang dimiliki. Hal ini bisa terjadi ketika kita belum bisa beradaptasi pada lingkungan yang baru.
Keraguan adalah sebuah bentuk diskualifikasi diri kita sendiri yang tanpa disadari kita lakukan sehari-hari. Diskualifikasi diri atau self-disqualification adalah sebuah tindakan yang membuat kita mudah untuk berkata tidak, bahkan sebelum kita melakukan sesuatu. Hal ini dikarenakan adanya perasaan tidak bisa atau tidak cocok dalam melakukan suatu hal.
Lantas, bagaimana cara kita menghadapi self-disqualification ini? Yuk, kenali self-efficacy dan cara melatihnya:
MENGENAL LEBIH DEKAT SELF-EFFICIACY
Pertama, kamu harus memahami bahwa cara kita memandang diri kita dengan rendah adalah suatu hal yang wajar. Perasaan rendah diri tersebut biasanya disebabkan oleh belum matangnya persiapan kita dalam menghadapi sesuatu. Ingat, hal yang wajar bukan berarti kamu boleh melakukannya setiap saat ya, girls.
Pola pikir yang mudah menyerah akan membuatmu tidak mampu berkembang menjadi versi diri kamu yang lebih baik lagi. Oleh karena itu, kamu membutuhkan self-efficacy.
Menurut jurnal Cognitive Distortions: Unhelpful Thinking Habits, self-efficacy adalah keyakinan seseorang akan kapasitas di dalam dirinya untuk melaksanakan sesuatu yang diperlukan untuk menghasilkan pencapaian tertentu. Self-efficacy mencerminkan kepercayaan pada kemampuan untuk melakukan kontrol atas motivasi, perilaku, dan lingkungan sosialnya sendiri.
MAGNIFICATION AND MINIMIZATION
Ketika merasa tidak mampu atau tidak cocok dalam melakukan sesuatu, seseorang akan lebih mudah kehilangan motivasi dan akhirnya menyerah. Akibat dari menyerah, kamu menjadi tidak terbuka pada peluang dan kesempatan yang baru. Kamu selalu menganggap kualitas dirimu yang selalu kurang.
Selain karena sikap meremehkan kemampuan diri sendiri, kita juga bisa melakukan diskualifikasi karena mengalami hal yang dinamakan magnification dan minimization. Menurut psikolog Dave Stuart, magnification dan minimization merupakan bentuk distorsi kognitif yang membuat kita salah dalam mengevaluasi diri kita sendiri atau suatu kejadian. Kita cenderung melakukan magnification atau membesar-besarkan kekurangan dan kesalahan kita, sampai minimization atau menganggap kecil kelebihan kita.
CARA MENCEGAH DAN MEMINIMALISIRNYA
Meskipun begitu, tindakan diskualifikasi diri serta magnification dan minimization ini merupakan tindakan-tindakan yang dapat dicegah dan diinimalisir dampaknya. Salah satunya dengan memiliki sikap self-efficacy, yang dapat dilatih dengan cara menurut jurnal A Way to Stop Underestimating Yourself:
1. Punya role model
Memiliki role model atau seseorang yang bisa menginspirasimu merupakan salah satu cara yang dapat kamu lakukan untuk menjadi pribadi yang pantang menyerah. Dengan model yang memiliki prinsip, pencapaian, dan nilai yang positif, tentunya berpengaruh juga ke dalam diri kamu sendiri. Kamu dapat mengambil contoh perjuangan dan cara membangun kesuksesannya untuk menjadi pribadi yang lebih bersemangat mencapai tujuan.
2. Mulai mengambil langkah
Setelah memiliki role model atau seseorang yang bisa menjadi tolak ukur kamu dalam menjalani hidup, kamu sudah dapat memulai untuk menetapkan langkah dan berani untuk berubah. Jangan takut untuk mencoba, karena apabila kamu tidak mencoba, kamu tidak akan pernah tahu sesuatu yang perlu kamu perbaiki. Dengan takut mencoba atau mengambil langkah, kamu juga tidak akan pernah tahu tantangan apa yang masih harus kamu latih lagi.
3. Membangun prinsip yang positif
Seperti pelengkap di akhir usaha, semuanya tidak akan bernilai ketika kamu belum membangun prinsip yang positif. Mengutip jurnal internasional Learning and Individual Differences, self-efficacy atau keyakinan akan kemampuan diri dapat berpengaruh terhadap motivasi dalam mencapai kesuksesan. Dengan belajar percaya dan yakin pada diri sendiri, kamu bisa berjuang untuk menghadapi tantangan dan kesempatan yang baru.
Bagaimana, Cosmo babes? Siap untuk melatih self-efficacy dalam diri kamu?
(Fishya Elvin/Images: Photo by Ron Lach on Pexels, Photo by Christina Morillo on Pexels, Photo by Pollina Zimmerman on Pexels, Photo by Andrea Piacquadio on Pexels, Photo by Ivan Samkov on Pexels)